Senin, 06 September 2010

Buruh yang amat sabar oleh Mustofa w hasyim

Seorang buruh yang sabar selalu tersenyum
meski upahnya selalu dikurangi
tiap bulan. Ia bersyukur
bisa mengisi hari-harinya
dengan kerja.

Suatu hari upahya menyusut
sampai ke angka nol
ia pun mengangguk pasrah
tanpa niat protes sedikit pun.

“Bulan depan ganti kau
yang membayar aku”
kata majikannya garang.
“Baik. Insya Allah kubayar,” jawabnya.

Ia pulang melangkah segar
tapi istri dan mertuanya marah
“Masak kerja sebulan
tidak mendapat upah.” hardik mereka.

Hari berikutnya ia tetap bekerja
lebih rajin disbanding temannya
ia pun menyukai lembur
menggantikan temannya yang sakit.

Di awal bulan ia tidak mendapat upah
justru ia yang membayar majikannya.
“Bagus. Dari mana kau dapat uang ini?”
“Dari berhutang tetangga.”

sampai rumah kembali
istri, mertua dan anak-anaknya
marah sambil menagis
“Tuhan, kenapa kau turunkan juga
lelaki tolol seperti ini,” keluh istrinya.

Ia tersenyum, tapi kaget
waktu mendengar letusan
dan asap menggumpal
diikuti api yang berkobar.

“Pabrik tempatmu bekerja terbakar,”kata orang-orang.
Ia termenung. Heran bercampur pedih
“Aku selalu mengampuni majikanku
Dan mendoakannya agar selamat. Tapi tuhan ternyata berkehendak lain.” bisiknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar