Sembilan bunga Wijayakusuma
mekar bersama. Kampung bangkit
dari keletihan
di akhir desember dingin.
Orang-orang berdatangan
”Alangkah putihnya.”
“Alangkah wanginya.”
“Alangkah indahnya.”
“Alangkah kuatnya bunga ini
menyihir kita.”
Mereka berbisik-bisik
tentang khasiatnya.
“Dalam wayang, bunga ini
dapat menghidupkan orang mati,”
kata orang tua
“Kabarnya bunga semacam ini
dapat menghidupkan
kejantanan lelaki
yang layu dan mati,” sahut lainnya.
“Kabarnya, dapat membuat muda
wanita tua. Membuat wajah
kemali berdarah, dada di penuhi gairah,”
ujar tukang jamu meyakinkan.
“Kabarnya, bunga ini
bisamembuat kaya pemiliknya
bebas hutang, bebas tagihan,”
bisik pengemis lirih.
“Kabarnya, dapat membuat
kuta sakti. Jadi penangkal
bahaya zaman ini. Bahkan dosa
dapat disingkirkan,”
bisik bekas penjahat.
“Jangan macam-macam kalian
bunga hanya sekedar isyarat
agar kita lebih jujur
dalam hidup ini,” kata kiai.
Sembilaan bunga wijayakusuma
diam. Tak bergeming terhadap pujian
lalu semua meledak bersama
bau busuk pun memenuhi udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar